Model Pembelajaran Afektif
Model Pembelajaran Afektif
1. Model Konsiderasi
Manusia seringkali bersifat egoistis, lebih memperhatikan,
mementingkan, dan sibuk dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Melalui penggunaan
model konsiderasi (consideration model) siswa didorong
untuk lebih peduli, lebih memperhatikan orang lain, sehingga mereka dapat
bergaul, bekerja sama, dan hidup secara harmonis dengan orang lain.
Langkah-langkah pembelajaran
konsiderasi:
1.
Menghadapkan siswa pada situasi yang
mengandung konsiderasi,
2.
Meminta siswa menganalisis situasi
untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan dengan perasaan,
kebutuhan dan kepentingan orang lain,
3.
Siswa menuliskan responsnya
masing-masing,
4.
Siswa menganalisis respons siswa
lain,
5.
Mengajak siswa melihat konsekuesi
dari tiap tindakannya,
6.
Meminta siswa untuk menentukan
pilihannya sendiri.
2. Model pembentukan rasional
Dalam kehidupannya, orang berpegang
pada nilai-nilai sebagai standar bagi segala aktivitasnya. Nilai-nilai ini ada
yang tersembunyi, dan ada pula yang dapat dinyatakan secara eksplisit. Nilai
juga bersifat multidimensional, ada yang relatif dan ada yang absolut. Model
pembentukan rasional (rational building model) bertujuan mengembangkan
kematangan pemikiran tentang nilai-nilai.
Langkah-langkah pembelajaran
rasional:
1.
Menigidentifikasi situasi dimana ada
ketidakserasian atu penyimpangan tindakan,
2.
Menghimpun informasi tambahan,
3.
Menganalisis situasi dengan
berpegang pada norma, prinsip atu ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
masyarakat,
4.
Mencari alternatif tindakan dengan
memikirkan akibat-akibatnya,
5.
Mengambil keputusan dengan berpegang
pada prinsip atau ketentuen-ketentuan legal dalam masyarakat.
3. Klarifikasi nilai
Setiap orang memiliki sejumlah
nilai, baik yang jelas atau terselubung, disadari atau tidak. Klarifikasi nilai
(value clarification model) merupakan pendekatan mengajar dengan menggunakan
pertanyaan atau proses menilai (valuing process) dan membantu siswa menguasai
keterampilan menilai dalam bidang kehidupan yang kaya nilai. Penggunaan model
ini bertujuan, agar para siwa menyadari nilai-nilai yang mereka miliki,
memunculkan dan merefleksikannya, sehingga para siswa memiliki keterampilan
proses menilai.
Langkah-langkah pembelajaran
klasifikasi nilai:
1.
Pemilihan: para siswa mengadakan
pemilihan tindakan secara bebas, dari sejumlah alternatif tindakan
mempertimbangkan kebaikan dan akibat-akibatnya,
2.
Mengharagai pemilihan: siswa
menghargai pilihannya serta memperkuat-mempertegas pilihannya,
3.
Berbuat: siswa melakukan perbuatan
yang berkaitan dengan pilihannya, mengulanginya pada hal lainnya.
4. Pengembangan moral kognitif
Perkembangan moral manusia
berlangsung melalui restrukturalisasi atau reorganisasi kognitif, yang yang
berlangsung secara berangsur melalui tahap pra-konvensi, konvensi dan pasca
konvensi. Model ini bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampauan
mempertimbangkan nilai moral secara kognitif.
Langkah-langkah pembelajaran moral
kognitif:
1.
Menghadapkan siswa pada suatu
situasi yang mengandung dilema moral atau pertentangan nilai,
2.
Siswa diminta memilih salah satu
tindakan yang mengandung nilai moral tertentu,
3.
Siswa diminta mendiskusikan/
menganalisis kebaikan dan kejelekannya,
4.
Siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan
yang lebih baik,
5.
Siswa menerapkan tindakan dalam segi
lain.
5. Model nondirektif
Para siswa memiliki potensi dan
kemampuan untuk berkembang sendiri. Perkembangan pribadi yang utuh berlangsung
dalam suasana permisif dan kondusif. Guru hendaknya menghargai potensi dan
kemampuan siswa dan berperan sebagai fasilitator/konselor dalam pengembangan
kepribadian siswa. Penggunaan model ini bertujuan membantu siswa
mengaktualisasikan dirinya.
Langkah-langkah pembelajaran nondirekif:
1.
Menciptakan sesuatu yang permisif
melalui ekspresi bebas,
2.
Pengungkapan siswa mengemukakan
perasaan, pemikiran dan masalah-masalah yang dihadapinya,guru menerima dan
memberikan klarifikasi,
3.
Pengembangan pemahaman (insight), siswa mendiskusikan masalah, guru memberrikan
dorongan,
4.
Perencanaan dan penentuan keputusan,
siswa merencanakan dan menentukan keputusan, guru memberikan klarifikasi,
5.
Integrasi, siswa memperoleh
pemahaman lebih luas dan mengembangkan kegiatan-kegiatan positif.
dikutip dari : https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#
Komentar
Posting Komentar