Alat-alat Optik Mata
1.
Mata
Mata sebagai indera penglihat merupakan alat optik yang sangat
penting. Bagian bagian penting
mata ditunjukkan pada gambar berikut.
Menurut
(Zaki su’ud.2009:123). Mata menpunyai bagian-bagian yang terpenting yaitu
sebagai berikut :
·
Kornea yaitu bagian depan mata yang berupan lengkugan
yang dilapisi selaput(membran) yang kuat dan tembus cahaya
·
Aqueous humor yaitu cairan dibelakang kornea
·
Lensa kristalin, yaitu lensa mata dari bahan
bening,berserat,, dan kenyal. Fungsinya untuk mengatur pembiasan cahaya yang
masuk ke mata. Lensa ini berbentuk lensa cembung(lensa positif).
·
Iris, yaitu selaput yang berfungsi sebagai diafragma
atau pengatur lebar celah mata (pupil)
·
Pupil, pengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata .
jika cahaya yang masuk sedikit maka pupil membesar. Sebaliknya, jika cahaya
yang masuk masuk banyak , pupil mengecil
·
Vitreous humor(cairan bening) sebagian besar dari air.
·
Retiana yaitu lapisan yang berisi ujung ujung syaraf
yang berasal dari urat saraf optik
Proses melihat dapat dijelaskan sebagai berikut: berkas sinar dari
objek menuju ke mata, kemudian dibiaskan oleh lensa mata sehingga terbentuk
bayangan nyata dan terbalik di retina. Oleh syaraf penglihatan yang ada pada
retina hal itu diteruskan ke otak sehingga terjadi kesan melihat.
Pada retina terdapat cekungan yang dinamakan Bintik Kuning dan di
pusat bintik kuning tersebut syaraf penglihatan paling peka dibandingkan tempat
lain pada retina. Pada bagian yang paling peka tersebut indera penglihatan
paling kuat dan dinamakan Fovea. Agar mata dapat melihat objek
secara jelas, bayangan objek tersebut haruslah tepat berada di tempat itu.
Jika bayangan suatu objek terbentuk di daerah syaraf optik, maka
objek tersebut tidak terlihat. Daerah ini dinamakan Bintik Buta. Jumlah
cahaya yang masuk ke mata diatur oleh pupil yang bertindak sebagai diafragma.
Ukuran lubang pupil dapat membesar atau mengecil tergantung kuat lemahnya
cahaya yang menuju ke mata. Jika cahaya yang menuju ke mata terlalu kuat
(terang), lubang pupil mengecil dan sebaliknya jika cahaya yang menuju ke mata
lemah (redup) lubang pupil membesar.
Dalam keseharian, mata harus mengamati objek-objek yang jaraknya
berbeda-beda dari yang sangat dekat sampai yang sangat jauh dari mata. Dengan
menerapkan prinsip pembentukan bayangan oleh lensa cembung pada mata kita, maka
lensa mata harus dapat membentuk bayangan dari objek yang dilihat pada bintik
kuning (tepatnya pada Fovea).
Agar bayangan selalu terbentuk pada bintik kuning, meskipun objek
yang dilihat berada di dekat maupun jauh dari mata, maka lensa mata harus harus
mengubah kecembungannya. Untuk melihat objek yang sangat dekat, otot mata harus
makin tegang sehingga lensa mata makin cembung (berakomodasi). Sedangkan pada waktu
melihat objek yang letaknya jauh, otot mata tidak perlu tegang (otot mata dalam
kondisi rileks).
Mata memiliki keterbatasan jarak pandang, baik jarak yang paling
dekat maupun jarak yang paling jauh dari mata. Titik terdekat yang masih dapat
dilihat dengan jelas oleh mata (berakomodasi maksimum) disebut titik dekat (punctum proximum). Sedangkan titik terjauh yang masih dapat
dilihat dengan jelas oleh mata (tidak berakomodasi) disebut titik jauh (punctum remotum).
Mata normal orang dewasa memiliki titik dekat antara 20 - 30 cm
(biasanya diambil sebesar 25 cm), sedangkan titik jauhnya berada di jauh tak
berhingga. Kemampuan berakomodasi sangat menentukan titik dekat mata, semakin
kuat daya akomodasi semakin semakin kecil jarak titik dekatnya (titik dekat
lebih dekat ke mata). Sebaliknya, semakin lemah daya akomodasi semakin jauh
letak titik dekatnya, dengan bertambahnya usia, kemampuan berakomodasi otot
mata makin lemah sehingga letak titik dekatnya makin menjauhi mata. Jarak titik
dekat mata bervariasi sesuai dengan usia, kira-kira sebagai berikut:
• Usia 10 – 30
tahun, titik dekat: 7 – 14 cm
• Usia 30 – 60 tahun,
titik dekat: 22 – 200 cm
1.1.
Cacat Mata
Pada umumnya cacat mata disebabkan oleh tidak sempurnanya sistem
optik mata.
Menurut Cacat mata yang biasa dijumpai misalnya:
• Rabun dekat
(Hipermetropi)
• Rabun jauh
(Miopi)
• Mata tua
(Presbiopi)
• Astigmatisma
1.1.1.
Rabun Dekat (Hipermetropi)
Penderita rabun dekat tidak dapat melihat secara jelas objek yang
letaknya dekat dengan mata (hanya dapat melihat objek yang letaknya jauh dari
mata). Rabun dekat atau hipermetropi merupakan
cacat mata yang terjadi karena lensa mata tidak
dapat mencembung atau tidak dapat berakomodasi sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas
cahaya dari objek di jauh tak berhingga terfokus dan membentuk bayangan di
belakang retina (jadi benda tidak terlihat jelas).
Mata
rabun dekat, bayangan di Mata
rabun dekat, ditolong dengan lensa belakang retina cembung (+), bayangan tepat di retina
Letak titik dekat mata hipermotrop lebih jauh dibandingkan letak
titik dekat mata normal. Untuk menolong penderita rabun dekat diperlukan
kacamata berlensa cembung (+), yang bersifat mengumpulkan berkas cahaya. Lensa
ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik dekat mata dari objek yang
berada pada jarak baca normal.
1.1.2.
Rabun Jauh (Miopi)
Rabun jauh atau miopi merupakan cacat mata yang terjadi karena
lensa mata tidak dapat menipis sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya
dari objek di jauh tak berhingga terfokus dan membentuk bayangan di depan
retina (jadi benda tidak terlihat jelas). Jadi titik jauh mata tidak berada di jauh tak berhingga, tetapi
pada jarak tertentu dari mata. Dengan demikian, penderita rabun jauh tidak
dapat melihat objek yang sangat jauh (tak berhingga).
Mata Miopi, bayangan di depan retina Mata Miopi, ditolong dengan lensa cekung (-),
bayangan tepat di retina
Penderita miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa negatif
(cekung), yang bersifat menyebarkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi
membentuk bayangan maya di titik jauh mata dari benda yang berada di jauh tak
berhingga. Dengan demikian, benda yang berada di jauh tak berhingga akan
membentuk bayangan tepat di retina, sehingga terlihat jelas.
1.1.3.
Presbiopi (mata tua)
Mata tua atau presbiopi banyak dialami oleh orang-orang lanjut
usia. Cacat mata ini disebabkan oleh berkurangnya daya akomodasi mata (otot
mata sudah lemah). Akibatnya, baik titik dekat maupun titik jauh mata letaknya
bergeser, yaitu titik dekat bergeser menjauhi mata, sedangkan titik jauh
bergeser mendekati mata.
Dengan demikian, penderita presbiopi tidak dapat melihat secara
jelas, baik objek yang berada pada jarak baca normal maupun yang berada di
tempat sangat jauh. Untuk menolong penderita ini, digunakan kacamata berlensa
ganda, yaitu lensa untuk melihat jauh dan lensa untuk membaca.
1.1.4.
Astigmatisma
Cacat mata ini disebabkan oleh bentuk permukaan kornea mata yang tidak sferis, artinya kelengkungan pada
satu bidang tidak sama tajamnya dengan kelengkungan pada bidang yang lain.
Akibatnya, suatu bingkai horisontal dan bingkai vertikal tidak dapat difokuskan
dengan baik secara bersamaan. Untuk menolong penderita ini, digunakan kacamata
berlensa silindris.
Latihan
1. Seorang penderita rabun dekat titik dekatnya 50 cm. Lensa dengan
kekuatan berapa dioptri yang harus
digunakan, agar dapat melihat secara jelas pada jarak baca normal (25 cm)?
Petunjuk
penyelesaian
1. Rabun dekat =
hipermetropi
• Titik dekat
mata 50 cm, berarti mata hanya dapat melihat dengan jelas benda-benda yang
berada pada jarak 50 cm sampai jauh tak berhingga.
• Lensa yang
digunakan harus dapat membentuk bayangan maya pada jarak 50 cm dari benda yang
terletak pada jarak baca normal (25 cm).
• Dari soal
diketahui:
So = 25 cm
Si = − 50 cm (Ingat! Bayangan maya)
= +
= + =
F =
50 cm atau f = 0.5 m
Ingat kembali
pengertian kekuatan lensa P = = = 2 dioptri
Diperoleh P = 2 dioptri.
Jadi mata tersebut harus
ditolong dengan lensa positif berkekuatan 2 dioptri atau berjarak titik api
0,5 m (50 cm)
2. Seorang
penderita miopi memiliki titik jauh 4 meter. Agar orang tersebut dapat melihat
benda yang berada di jauh tak berhingga, lensa dengan jarak titik api berapakah
yang harus digunakan?
Petunjuk
penyelesaian
Miopi
= rabun jauh.
a. Titik jauh mata
4 meter, berarti mata hanya dapat melihat dengan jelas benda-benda yang berada
pada jarak baca normal (25 cm) sampai paling jauh 4 meter.
b. Lensa yang
digunakan harus dapat membentuk bayangan maya pada jarak 4 meter dari benda
yang berada di jauh tak berhingga.
c.
Jika jarak benda: So, jarak bayangan: Si, dan jarak titik api
lensa: f, maka dapat dituliskan:
So = ∼ Si = − 4 m (Ingat! Bayangan maya)
1 1 1
----
+ ----
= ---- diperoleh f = − 4 m
So Si f
Jadi orang tersebut harus menggunakan kacamata berlensa negatif dengan jarak titik api 4 m (f = − 4 m), atau berkekuatan -
0,25 dioptri.
Daftar pustaka
Su’ud,zaki.2009.fisika.jakarta:bailmu
Komentar
Posting Komentar