ISBD: Tipe-tipe Kelompok Sosial Budaya

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
        Kelompok merupakan salah satu konsep penting dalam sosiologi, namun belum ada suatu kesepakatan mengenai definisi suatu kelompok. Tapi ada suatu definisi kelompok yang lebih disenangi oleh para sosiolog yang mengartikan istilah kelompok itu adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi (Paul B Horton) maka bila ada 2 orang yang antri di toilet tidak bisa disebut suatu kelompok, tetapi bila orang tersebut melakukan suatu interaksi dalam bentuk apapun, maka bisa disebut sebagai kelompok.Karena manusia itu memang spesial tidak seperti makhluk Tuhan lainnya,misalnya saja bayi tidak bisa hidup tanpa bantuan orang tuanya,karena manusia itu mempunyai suatu akal , pikiran , naluri , perasaan , hasrat , dan juga nafsu , tidak seperti burung yang terkurung dalam sangkar.
            Dalam berhubungan antar manusia,manusia memiliki suatu hasrat yaitu hasrat untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat) dan juga dengan lingkungan di sekitarnya,maka untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut manusia membutuhkan suatu pikiran, perasaan dan kehindak. Jadi pada dasarnya pengertian dari kelompok itu adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaanya dan saling berinteraksi. Maka dari semua itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial/social group, sehingga untuk terbentuknya tipe-tipe kelompok sosial budaya tersebut.
1.2  Rumusan masalah
1.Apa yang dimaksud dengan konsep kelompok social ?
2.Tipe-tipe kelompok social budaya ?
3.Apa saja klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial ?
4. Bentuk-bentuk kelompok social ?





BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Konsep kelompok sosial budaya
         Realitas social budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan social budaya di sekitar lingkungan masyarakat tertentu. Misalkan di jalan raya kamu melihat orang berlalu-lalang, baik yang mengendarai kendaraan bermotor atau para pejalan kaki. Contoh tersebut dikenal sebagai realitas social di masyarakat. Sebagai kumpulan mahluk yang dinamis, kita senantiasa menemukan realitas social dalam masyarakat. Masyarakat terbentuk karena manusia menggunakan pikiran, perasaan dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai dua kinginan pokok yaitu, keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alamnya.
Menurut Soerjono Soekanto, merumuskan beberapa ciri masyarakat sebagai berikut:
*      Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Tingkatan hidup bersama ini bisa dalam dimulai dari kelompok 
*      Hidup bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama ini akan terjadi interaksi. Interaksi yang berlangsung terus menerus akan melahirkan sistem interaksi yang akan nampak dalam peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia.
*      Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
*      Mereka merupakan satu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
2.1.1   Masyarakat sebagai system social
a.System Sosial
            Adalah suatu system yang terdiri dari elemen-elemen social yang terdiri dari ; tindakan social yang dilakukan individu yang berinteraksi satu dengan lainnya dan bersosialisasi sehingga    tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut.


   b.Struktur Sosial
               Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antar status dan peran sosial. Didalam struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial. Unsur-unsur sosial terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh individu dalam masyarakat melalui proses sosial. Proses sosial adalah hubungan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat dan memahami norma-norma yang berlaku.
          c.Organisasi Sosial
                        Organisasi sosial adalah cara-cara perilaku masyarakat yang terorganisir secara sosial. Dengan kata lain, organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antar warga masyarakat yang bersangkutan di dalam suatu tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Di dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti kelompok dan perkumpulan, lembaga sosal, peranan dan kelas-kelas sosial.
Kelompok sosial adalah kumplan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
Klasifikasi kelompok sosial menurut Robert Bierstedt :
A.   kelompok sosial yang teratur :
1.    in-group dan out-group
       In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut, biasa disebut dengan ”kita”. Sifat in-group biasanya didasarkan pada faktkor simpati dan kedekatan dengan anggota kelompok. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-groupnya, biasanya dikenal dengan “mereka”.


2.    kelompok primer dan sekunder
       Menurut Cooley kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki hubungan dekat, personal, dan langgeng, contohnya keluarga. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu dan hubungan antar anggota bersifat impersonal sehingga biasanya tidak langgeng, misalnya, kesebelasan sepak bola.
3.    paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesselschaft)
       Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal. Hubungannya didasari oleh rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang telah ditakdirkan. Bentuk ini dapat ditemui dalam keluarga, kelompok kekerabatan. Paguyuban mempunyai ciri-ciri hubungan akrab, bersifat pribadi dan eklusif.
Menurut Ferdinand Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban,   yaitu :
a.    Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan,dan lain-  lain.
b.    Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.
c.    Paguyuban karena pikiran/ideologi, seperti pergerakan mahasiswa, parta politik, dan lain-lain.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka,misalnya, ikatan antar pedagang,
4.    kelompok formal dan informal
       Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya. Contohnya, birokrasi, perusahaan, negara.
       Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman. Contohnya, klik (ikatan kelompok terdekat atau pertemanan).
5.    Membership group dan Reference group
Membership group adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggotanya.Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Kelompok sosial yang tidak teratur yaitu, kerumunan dan publik. Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan pada waktu yang bersamaan. Publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai kesamaan kepentingan.
Peranan adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya.

3.       Dinamika Sosial
Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi didalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya, meliputi pengendalian sosial, penyimpangan sosial, mobilitas sosial, dan perubahan sosial.
4.       Masalah Sosial
Masalah sosial adalah gejala atau fenomena sosial yang tidak sesuai antara apa yang dikehendaki masyarakat dengan apa yang terjadi. Beberapa masalah sosial penting yang sering muncul dalam kehidupan di masyarakat diantaranya; kemiskinan, kejahatan, disorganisas keluarga, masalah remaja, masalah kelainan seksual.


B.    Ragam tipe kelompok sosial budaya
Setiap kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan. Marville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1.      alat-alat teknologi,
2.      sistem ekonomi,
3.      keluarga, dan
4.      kekuasaan polotik.
Sementara Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut
1.      system norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
2.      organisasi ekonomi,
3.      alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan pendidikan yang utama, dan
4.      organisasi kekuatan.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1.       Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
2.       Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya).
3.       Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum, system perkawinan).
4.      Bahasa (lisan maupun tertulis).
5.      Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6.      Sistem pengetahuan dan pendidikan.
7.      Religi (system kepercayaan).

Cultural-universals tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi, dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex. Misalnya, kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, system mengolah tanah dengan bajak system hak milik atas tanah dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi, umpamanya hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits, adalah items.
Kebudayaan, selain memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga, walaupun kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Sifat hakikat kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut
 1.     Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
 2.     Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi    tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3.      Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4.       Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
C.      Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial
         Tipe kelompok sosial ini dapat di klasifikasikan melalui beberapa sudut pandang,seperti George Simmel sosiolog asal Jerman yang mengambil ukuran dari besar kecilnya jumlah anggota kelompok, tetapi ada juga yang mengambil atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok tersebut,kemudian ada juga yang mengklasifikasikan dari pola interaksi suatu kelompok, tetapi ukuran ini dikembangkan lagi oleh Stuart Chapain dengan penambahan tentang tinggi rendahnya derajat kelekatan hubungan anggota-anggota kelompok sosial tersebut
              Ukuran lainnya adalah menurut kepentingan dan wilayah,misalnya saja suatu masyarakat yang tinggal di tempat dengan letak geografis yang sama, akan senangtiasa saling berinteraksi dan juga berhubungan untuk selalu memenehui kebutuhan mereka karena mereka mempunyai suatu kesamaan. Tetapi berlangsungnya suatu kepentingan merupakan ukuran lain dari tipe-tipe sosial, misalnya saja suatu kerumunan merupakan suatu kelompok yang yang waktunya sebentar saja karena kepentingannya pun tidak berlangsung lama,berbeda dengan kelas atau komuniti mereka memiliki kepentingan yang bersifat permanen. Tetapi harus diperhatikan juga kelompok sosial ini bukan ditimbulkan oleh naluri manusia untuk hidup dengan seksama, tetapi kelompok merupakan suatu bentuk nyata yang di dalamnya adalah suatu kebutuhan dari manusia.
 Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial, dari sudut kriteria :
a.    besar kecilnya jumlah anggota,
b.    derajat interaksi sosial,
c.    kepentingan dn wilayah,
d.    berlangsungnya suatu kepentingan,
e.    derajat organisasi,
f.     kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.
g.    tipe-tipe umum yang terdapat dalam kelompok sosial yaitu ; 
       -    kategori statistic ; pengelompokan atas dasar cirri tertentu yang sama, seperti kelompok umur.
       -    kategori sosial ; kelompok individu yang sadar akan cirri-ciri yang dimiliki bersama. Misalnya Ikatan  Dokter Indonesia.
       -    kelompok sosial seperti misalnya keluarga batih.
       -    kelompok tidak teratur ; yakni berkumpulnya orang-orang di satu tempat pada waktu yang sama, karena pusat perhatian yang sama. Misalnya, sekumpulan orang yang sedang anti karcis kereta api.
       -    organisasi formal ; setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan telah ditentukan lebih dahulu. Contohnya, birokrasi.

D.      BENTUK-BENTUK KELOMPOK SOSIAL
a.   Kerja Sama (cooperation) = berusaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk kerja sama :
1.   Kerja sama spontan = kerjasama secara serata-merta
2.   Kerja sama langsung = kerjasama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan
3.   Kerja sama kontrak=kerjasama atas dasar syarat-syarat yang disepakati bersama
4.   Kerja sama tradisional= kerjasama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem social
b.   Akomodasi (Acomodation) = adanya keseimbangan interaksi social dalam kaitannya dengan norma dan nilai yg ada didalam masyarakat. Dibedakan menjadi :
1.   Koersi = akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah
2.   Kompromi
3.   Arbitrasi = akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri.
4.    Mediasi = akomodasi yang hamper sama dengan arbitrasi.namun,pihak ketiga yang bertindak sebagai penengah atau juru damai tidak mempunyai wewenang memberi keputusan–keputusan penyelesaian antara kedua belah pihak
5.   Konsiliasi = akomodasi untuk mempertemukankeinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
6.   Toleransi
7.   Stalemate = komodasi pada saat kelompok terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
8.   Ajudikasi = penyelesaian masalah melalui pengadilan atau jalur hokum
c.   Asimilasi. menyesuaikan kemauannya dengan kemauan
Syarat asimilasi :
1.   Terdapat jumlah kelompok yang berbeda kebudayaannya
2.   Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok
3.   Kebudayaan masing-masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri
d.   Akulturasi. = proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya asli.
Bentuk-bentuk kelompok sosial menurut para ahli
1.  In Group dan Out Group
Summer membedakan antara in group dan out group. In Group merupakan kelompok social yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Out Group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in Group. Contoh: Istilah “kita” atau “kami” menunjukkan adanya artikulasi in group, sedangkan “mereka” berartikulasi out group.
2.  Kelompok primer dan sekunder
Charles Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok primer yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi,interaksi sosial dilakukan secara tatap muka (face to face). Kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga sifatnya tidak begitu langgeng.
3. Gemainschaft dan gesellschaft
Ferdinand Tonnies mengemukakan tentang hubungan antara individu-individu dalam kelompok sosial sebagai Gemainschaft (paguyuban) dan gesellschaft (patembayan). Gemainschaft merupakan bentuk-bentuk kehidupan yang di mana para anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat ilmiah, dan kekal. Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dll. Gesellschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu (yang pendek) atau bersifat kontraktual. Contoh: hubungan perjanjian perdagangan, organisasi formal, organisasi suatu perusahaan, dll.
4.  Kelompok Formal dan Informal
J.A.A. Van Doorn membedakan kelomok Formal dan Informal. Kelompok Formal mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan mereka, misalnya pemerintah memilih ketua, iuran anggota, dll. Kelompok Informal tidak mempunyai struktur atau organisasi tertentu . Kelompok ini terbentuk karena pertemuan berulang-ulang, misal kelompok dalam belajar.
5.  Membership group dan reference group
Robert K. Merton membedakan kelompok membership dengan kelompok reference. Kelompok membership merupakan kelompok yang para anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota, sedangkan kelompok reference merupakan kelompok sosial yang dijadikan acuan atau rujukan oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk atau mengembangkan kepribadiannya atau dalam berperilaku.






BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

                      Dari hasil pembahasan makalah dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa manusia ialah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, akan tetapi dia adalah makhluk yang telah mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia lain. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain menyakut kaitan timbal-balik yang mempengaruhi dan suatu kesadaran untuk saling tolong menolong, oleh karena manusia membentuk kelompok-kelompok dalam kehidupannya. Namun dalam membentuk kelompok tidak sembarangan ada syarat-syarat yang mesti ada pada diri masing-masing individu.
Kelompok sosial mempunyai beberapa syarat antara lain:
3        Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang  bersangkutan.
4        Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
5        Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. faktor tadi dapat merupakan nasib, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama dan lain-lain.
6        Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
7        Besistem dan berproses.
3.2. Saran
            Penyusnan makalah ini dapat dianggap cukup,namun masih diperlukan tambahan perbaikan – perbaikan untuk meng hasilkan makalah yang lebih baik lagi dan lengkap .Adapun saran dari penyusun adalah perlu adanya perbaikan – perbaikan tambahan dari pembaca untuk kesempurnaan dalam perbuatan makalah ini, selain itu pula bentuknya pembaca perlu mengetahui Tipe-Tipe kelompok sosial budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Kamanto Sunarto, 1985, Pengantar Sosiologi sebuah bunga rampai, Jakarta: Yayasan Obor          indonesia.
Drs. J.b.a.f maijor polak,1985, Suatu Buku Pengantar Ringkas, cetakan ke sebelas, Jakarta:
         Ichtiar BaruVan Hoeve
K.J.Veeger, 1990, Realitas Sosial, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Horton. B Paul, dan Hunt L. Chester. 1999. sosiologi. Jakarta : airlangga
Wiyarti, Sri Mg dan Widada Sutapa Mulya. 2007. “Sosiologi.” Surakarta: UNS Press.







Komentar

Postingan Populer