ISBD: Tipe-tipe Kelompok Sosial Budaya
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kelompok merupakan salah satu konsep penting
dalam sosiologi, namun belum ada suatu kesepakatan mengenai definisi suatu
kelompok. Tapi ada suatu definisi kelompok yang lebih disenangi oleh para
sosiolog yang mengartikan istilah kelompok itu adalah kumpulan orang yang
memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi (Paul B
Horton) maka bila ada 2 orang yang antri di toilet tidak bisa disebut suatu
kelompok, tetapi bila orang tersebut melakukan suatu interaksi dalam bentuk
apapun, maka bisa disebut sebagai kelompok.Karena manusia itu memang spesial
tidak seperti makhluk Tuhan lainnya,misalnya saja bayi tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang tuanya,karena manusia itu mempunyai suatu akal , pikiran , naluri
, perasaan , hasrat , dan juga nafsu , tidak seperti burung yang terkurung
dalam sangkar.
Dalam
berhubungan antar manusia,manusia memiliki suatu hasrat yaitu hasrat untuk
menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat) dan juga dengan
lingkungan di sekitarnya,maka untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan
kedua lingkungan tersebut manusia membutuhkan suatu pikiran, perasaan dan
kehindak. Jadi pada dasarnya pengertian dari kelompok itu adalah kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaanya dan saling
berinteraksi. Maka dari semua itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial/social
group, sehingga untuk terbentuknya tipe-tipe
kelompok sosial budaya tersebut.
1.2 Rumusan masalah
1.Apa yang dimaksud dengan konsep kelompok social ?
2.Tipe-tipe kelompok social budaya ?
3.Apa saja klasifikasi
tipe-tipe kelompok sosial ?
4. Bentuk-bentuk kelompok social ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
kelompok sosial budaya
Realitas social budaya mengandung arti
kenyataan-kenyataan social budaya di sekitar lingkungan masyarakat tertentu.
Misalkan di jalan raya kamu melihat orang berlalu-lalang, baik yang mengendarai
kendaraan bermotor atau para pejalan kaki. Contoh tersebut dikenal sebagai
realitas social di masyarakat. Sebagai kumpulan mahluk yang dinamis, kita
senantiasa menemukan realitas social dalam masyarakat. Masyarakat terbentuk
karena manusia menggunakan pikiran, perasaan dan keinginannya dalam memberikan
reaksi terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai dua
kinginan pokok yaitu, keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan
keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alamnya.
Menurut Soerjono Soekanto, merumuskan beberapa ciri masyarakat sebagai berikut:
Menurut Soerjono Soekanto, merumuskan beberapa ciri masyarakat sebagai berikut:
Masyarakat
merupakan manusia yang hidup bersama. Tingkatan hidup bersama ini bisa dalam
dimulai dari kelompok
Hidup
bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama ini akan terjadi
interaksi. Interaksi yang berlangsung terus menerus akan melahirkan sistem
interaksi yang akan nampak dalam peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antara manusia.
Mereka
sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
Mereka
merupakan satu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan
kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terkait satu dengan
yang lainnya.
2.1.1
Masyarakat sebagai system social
a.System Sosial
Adalah suatu
system yang terdiri dari elemen-elemen social yang terdiri dari ; tindakan
social yang dilakukan individu yang berinteraksi satu dengan lainnya dan
bersosialisasi sehingga tercipta
hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk
struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan
corak masyarakat tersebut.
b.Struktur Sosial
Struktur sosial mencakup susunan
status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan
norma-norma yang mengatur interaksi antar status dan peran sosial. Didalam
struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial, kelompok-kelompok sosial dan
lapisan-lapisan sosial. Unsur-unsur sosial terbentuk, berkembang, dan
dipelajari oleh individu dalam masyarakat melalui proses sosial. Proses sosial
adalah hubungan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat
dan memahami norma-norma yang berlaku.
c.Organisasi
Sosial
Organisasi sosial adalah
cara-cara perilaku masyarakat yang terorganisir secara sosial. Dengan kata lain,
organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antar warga masyarakat yang
bersangkutan di dalam suatu tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Di dalam
organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti kelompok dan perkumpulan,
lembaga sosal, peranan dan kelas-kelas sosial.
Kelompok sosial adalah kumplan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
Klasifikasi kelompok sosial menurut Robert Bierstedt :
A. kelompok sosial yang teratur :
1. in-group dan out-group
In-group adalah kelompok sosial dimana
individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut, biasa disebut dengan
”kita”. Sifat in-group biasanya didasarkan pada faktkor simpati dan kedekatan
dengan anggota kelompok. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu
sebagai lawan in-groupnya, biasanya dikenal dengan “mereka”.
2. kelompok primer dan sekunder
Menurut Cooley kelompok primer adalah
kelompok kecil yang anggotanya memiliki hubungan dekat, personal, dan langgeng,
contohnya keluarga. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih
besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu dan hubungan antar
anggota bersifat impersonal sehingga biasanya tidak langgeng, misalnya,
kesebelasan sepak bola.
3. paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan
(gesselschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama
yang anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta
kekal. Hubungannya didasari oleh rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang telah
ditakdirkan. Bentuk ini dapat ditemui dalam keluarga, kelompok kekerabatan.
Paguyuban mempunyai ciri-ciri hubungan akrab, bersifat pribadi dan eklusif.
Menurut Ferdinand Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu
dari tiga tipe paguyuban, yaitu :
a. Paguyuban karena ikatan darah, seperti
keluarga, kekerabatan, kesukuan,dan lain-
lain.
b. Paguyuban karena tempat, seperti rukun
tetangga, rukun warga, dan lain-lain.
c. Paguyuban karena pikiran/ideologi, seperti
pergerakan mahasiswa, parta politik, dan lain-lain.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya
hanya untuk jangka waktu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk
yang ada dalam pikiran belaka,misalnya, ikatan antar pedagang,
4. kelompok formal dan informal
Formal group adalah kelompok yang mempunyai
peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan
antar sesamanya. Contohnya, birokrasi, perusahaan, negara.
Informal group adalah kelompok yang tidak
mempunyai struktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang
sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman. Contohnya, klik (ikatan
kelompok terdekat atau pertemanan).
5. Membership group dan Reference group
Membership group adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara
fisik menjadi anggotanya.Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi
acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Kelompok
sosial yang tidak teratur yaitu, kerumunan dan publik. Kerumunan (crowd) adalah
individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan pada
waktu yang bersamaan. Publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai
kesamaan kepentingan.
Peranan adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya.
Peranan adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya.
3. Dinamika Sosial
Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang
terjadi didalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya,
meliputi pengendalian sosial, penyimpangan sosial, mobilitas sosial, dan
perubahan sosial.
4. Masalah Sosial
Masalah sosial adalah gejala atau fenomena sosial yang tidak sesuai
antara apa yang dikehendaki masyarakat dengan apa yang terjadi. Beberapa
masalah sosial penting yang sering muncul dalam kehidupan di masyarakat
diantaranya; kemiskinan, kejahatan, disorganisas keluarga, masalah remaja,
masalah kelainan seksual.
B. Ragam tipe kelompok sosial budaya
Setiap kelompok
masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja berbeda
satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu
masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun
masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur
dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.
Kebudayaan
setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur
kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal
dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti
Majelis Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti
sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.
Marville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1.
alat-alat teknologi,
2.
sistem ekonomi,
3.
keluarga, dan
4.
kekuasaan polotik.
Sementara
Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori
fungsional dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai
berikut
1. system norma yang memungkinkan
kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam
sekelilingnya,
2.
organisasi ekonomi,
3. alat-alat dan lembaga atau petugas
pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan pendidikan yang utama, dan
4.
organisasi kekuatan.
Pada intinya
para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural
universals, yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
(pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi,
transportasi, dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem
ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan
sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik,
system hokum, system perkawinan).
4.
Bahasa (lisan maupun tertulis).
5.
Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6.
Sistem pengetahuan dan pendidikan.
7.
Religi (system kepercayaan).
Cultural-universals tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang
lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural
activity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan
ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan,
system produksi, system distribusi, dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi
kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain-lain.
Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi
unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex.
Misalnya, kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, system
mengolah tanah dengan bajak system hak milik atas tanah dan lain sebagainya.
Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan dapat
dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi, umpamanya hewan-hewan
yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya. Akhirnya sebagai
unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits, adalah items.
Kebudayaan,
selain memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat
kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga, walaupun
kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Sifat hakikat
kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut
1. Kebudayaan
terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2. Kebudayaan telah
ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan
habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak,
tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
C. Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial
Tipe kelompok sosial ini dapat di klasifikasikan melalui
beberapa sudut pandang,seperti George Simmel sosiolog asal Jerman
yang mengambil ukuran dari besar kecilnya jumlah anggota kelompok, tetapi ada
juga yang mengambil atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok
tersebut,kemudian ada juga yang mengklasifikasikan dari pola interaksi suatu
kelompok, tetapi ukuran ini dikembangkan lagi oleh Stuart Chapain dengan penambahan
tentang tinggi rendahnya derajat kelekatan hubungan anggota-anggota kelompok
sosial tersebut
Ukuran lainnya adalah menurut kepentingan dan
wilayah,misalnya saja suatu masyarakat yang tinggal di tempat dengan letak
geografis yang sama, akan senangtiasa saling berinteraksi dan juga berhubungan
untuk selalu memenehui kebutuhan mereka karena mereka mempunyai suatu kesamaan.
Tetapi berlangsungnya suatu kepentingan merupakan ukuran lain dari tipe-tipe
sosial, misalnya saja suatu kerumunan merupakan suatu kelompok yang yang
waktunya sebentar saja karena kepentingannya pun tidak berlangsung lama,berbeda
dengan kelas atau komuniti mereka memiliki kepentingan yang bersifat permanen.
Tetapi harus diperhatikan juga kelompok sosial ini bukan ditimbulkan oleh
naluri manusia untuk hidup dengan seksama, tetapi kelompok merupakan suatu
bentuk nyata yang di dalamnya adalah suatu kebutuhan dari manusia.
Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial, dari
sudut kriteria :
a. besar kecilnya jumlah
anggota,
b. derajat interaksi
sosial,
c. kepentingan dn wilayah,
d. berlangsungnya suatu
kepentingan,
e. derajat organisasi,
f. kesadaran akan jenis
yang sama, hubungan sosial dan tujuan.
g. tipe-tipe umum yang
terdapat dalam kelompok sosial yaitu ;
- kategori statistic ; pengelompokan atas dasar
cirri tertentu yang sama, seperti kelompok umur.
- kategori
sosial ; kelompok individu yang sadar akan cirri-ciri yang dimiliki bersama.
Misalnya Ikatan Dokter Indonesia.
- kelompok sosial seperti misalnya keluarga
batih.
- kelompok
tidak teratur ; yakni berkumpulnya orang-orang di satu tempat pada waktu yang
sama, karena pusat perhatian yang sama. Misalnya, sekumpulan orang yang sedang
anti karcis kereta api.
- organisasi
formal ; setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu,
dan telah ditentukan lebih dahulu. Contohnya, birokrasi.
D. BENTUK-BENTUK KELOMPOK SOSIAL
a. Kerja Sama
(cooperation) = berusaha
bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk kerja sama :
1. Kerja sama spontan =
kerjasama secara serata-merta
2. Kerja sama langsung =
kerjasama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan
3. Kerja sama
kontrak=kerjasama atas dasar syarat-syarat yang disepakati bersama
4. Kerja sama
tradisional= kerjasama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem social
b. Akomodasi
(Acomodation) = adanya
keseimbangan interaksi social dalam kaitannya dengan norma dan nilai yg ada
didalam masyarakat. Dibedakan menjadi :
1. Koersi =
akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak
lain yang lebih lemah
2. Kompromi
3. Arbitrasi =
akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi
sendiri.
4. Mediasi =
akomodasi yang hamper sama dengan arbitrasi.namun,pihak ketiga yang bertindak
sebagai penengah atau juru damai tidak mempunyai wewenang memberi
keputusan–keputusan penyelesaian antara kedua belah pihak
5. Konsiliasi =
akomodasi untuk mempertemukankeinginan-keinginan dari pihak-pihak yang
berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
6. Toleransi
7. Stalemate = komodasi pada saat kelompok
terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
8. Ajudikasi = penyelesaian masalah melalui
pengadilan atau jalur hokum
c. Asimilasi.
menyesuaikan kemauannya dengan kemauan
Syarat asimilasi :
1. Terdapat jumlah
kelompok yang berbeda kebudayaannya
2. Terjadi pergaulan
antar individu atau kelompok
3. Kebudayaan
masing-masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri
d. Akulturasi. =
proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian
kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya asli.
Bentuk-bentuk kelompok sosial
menurut para ahli
1. In Group dan Out Group
Summer membedakan antara in group dan out group. In Group merupakan kelompok social yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Out Group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in Group. Contoh: Istilah “kita” atau “kami” menunjukkan adanya artikulasi in group, sedangkan “mereka” berartikulasi out group.
Summer membedakan antara in group dan out group. In Group merupakan kelompok social yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Out Group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in Group. Contoh: Istilah “kita” atau “kami” menunjukkan adanya artikulasi in group, sedangkan “mereka” berartikulasi out group.
2. Kelompok primer dan sekunder
Charles Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok primer yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi,interaksi sosial dilakukan secara tatap muka (face to face). Kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga sifatnya tidak begitu langgeng.
Charles Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok primer yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi,interaksi sosial dilakukan secara tatap muka (face to face). Kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga sifatnya tidak begitu langgeng.
3. Gemainschaft dan gesellschaft
Ferdinand Tonnies mengemukakan tentang hubungan antara individu-individu dalam kelompok sosial sebagai Gemainschaft (paguyuban) dan gesellschaft (patembayan). Gemainschaft merupakan bentuk-bentuk kehidupan yang di mana para anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat ilmiah, dan kekal. Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dll. Gesellschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu (yang pendek) atau bersifat kontraktual. Contoh: hubungan perjanjian perdagangan, organisasi formal, organisasi suatu perusahaan, dll.
Ferdinand Tonnies mengemukakan tentang hubungan antara individu-individu dalam kelompok sosial sebagai Gemainschaft (paguyuban) dan gesellschaft (patembayan). Gemainschaft merupakan bentuk-bentuk kehidupan yang di mana para anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat ilmiah, dan kekal. Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dll. Gesellschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu (yang pendek) atau bersifat kontraktual. Contoh: hubungan perjanjian perdagangan, organisasi formal, organisasi suatu perusahaan, dll.
4. Kelompok
Formal dan Informal
J.A.A. Van Doorn membedakan kelomok Formal dan Informal. Kelompok Formal mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan mereka, misalnya pemerintah memilih ketua, iuran anggota, dll. Kelompok Informal tidak mempunyai struktur atau organisasi tertentu . Kelompok ini terbentuk karena pertemuan berulang-ulang, misal kelompok dalam belajar.
J.A.A. Van Doorn membedakan kelomok Formal dan Informal. Kelompok Formal mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan mereka, misalnya pemerintah memilih ketua, iuran anggota, dll. Kelompok Informal tidak mempunyai struktur atau organisasi tertentu . Kelompok ini terbentuk karena pertemuan berulang-ulang, misal kelompok dalam belajar.
5. Membership
group dan reference group
Robert K. Merton membedakan kelompok membership dengan kelompok reference. Kelompok membership merupakan kelompok yang para anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota, sedangkan kelompok reference merupakan kelompok sosial yang dijadikan acuan atau rujukan oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk atau mengembangkan kepribadiannya atau dalam berperilaku.
Robert K. Merton membedakan kelompok membership dengan kelompok reference. Kelompok membership merupakan kelompok yang para anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota, sedangkan kelompok reference merupakan kelompok sosial yang dijadikan acuan atau rujukan oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk atau mengembangkan kepribadiannya atau dalam berperilaku.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan makalah dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
manusia ialah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Manusia pada
umumnya dilahirkan seorang diri, akan tetapi dia adalah makhluk yang telah
mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia lain. Kelompok-kelompok sosial
merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut
antara lain menyakut kaitan timbal-balik yang mempengaruhi dan suatu kesadaran
untuk saling tolong menolong, oleh karena manusia membentuk kelompok-kelompok
dalam kehidupannya. Namun dalam membentuk kelompok tidak sembarangan ada
syarat-syarat yang mesti ada pada diri masing-masing individu.
Kelompok
sosial mempunyai beberapa syarat antara lain:
3
Setiap anggota kelompok harus sadar
bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
4
Ada hubungan timbal-balik antara anggota
yang satu dengan anggota yang lainnya.
5
Terdapat suatu faktor yang dimiliki
bersama oleh anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah
erat. faktor tadi dapat merupakan nasib, kepentingan yang sama, tujuan yang
sama, ideology politik yang sama dan lain-lain.
6
Berstruktur, berkaidah dan
mempunyai pola perilaku.
7
Besistem dan berproses.
3.2. Saran
Penyusnan makalah ini dapat dianggap cukup,namun masih diperlukan
tambahan perbaikan – perbaikan untuk meng hasilkan makalah yang lebih baik lagi
dan lengkap .Adapun saran dari penyusun adalah perlu adanya perbaikan –
perbaikan tambahan dari pembaca untuk kesempurnaan dalam perbuatan makalah ini,
selain itu pula bentuknya pembaca perlu mengetahui Tipe-Tipe kelompok sosial
budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Kamanto Sunarto, 1985, Pengantar
Sosiologi sebuah bunga rampai, Jakarta: Yayasan Obor indonesia.
Drs. J.b.a.f maijor polak,1985, Suatu Buku
Pengantar Ringkas, cetakan ke sebelas, Jakarta:
Ichtiar BaruVan Hoeve
K.J.Veeger, 1990, Realitas Sosial, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Horton. B Paul, dan Hunt L. Chester. 1999. sosiologi.
Jakarta : airlanggaWiyarti, Sri Mg dan Widada Sutapa Mulya. 2007. “Sosiologi.” Surakarta: UNS Press.
Komentar
Posting Komentar