Makalah Alat-alat Ukur Listrik
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Multimeter,
Galvanometer Dan Osiloskop” yang diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum alat-alat
ukur.
Makalah ini berisi tentang alat-alat ukur
listrik yang sering kali kita gunakan dalam praktikum fisika. Makalah ini membahas mengenai sejarah ,fungsi
,bagian-bagian ,aplikasi serta komponen komponen yang terdapat pada Multimeter, Galvanometer Dan Osiloskop serta cara penggunaan dengan benar sesuai dengan buku panduan. Makalah ini
dapat memberi pemahaman terhadap pembaca bagaimana menggunakan alat-alat ukur
listrik.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada Asisten Dosen praktikum
alat-alat ukur selaku pembimbing yang
telah memberikan pengarahan sehingga mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Jambi, April
2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Multimeter
2.1.1. Pengertian multimeter......................................................................................... 3
2.1.2. Jenis AVO meter /
multimeter............................................................................ 3
2.1.3. Bagian Bagian Multimeter.................................................................................. 4
2.1.4. Mengoperasikan AVO
meter/Multimeter........................................................... 6
2.2 Galvanometer
2.2.1 Sejarah galvanometer......................................................................................... 10
2.2.2 Pengertian Galvanometer .................................................................................. 10
2.2.3 Prinsip Dan Cara
Kerja Galvanometer............................................................... 12
2.2.4 Jenis-Jenis
Galvanometer................................................................................... 13
2.2.5 Sensitivitas
Galvanometer.................................................................................. 17
2.3 Osiloskop
2.3.1 Pengertian Osiloskop......................................................................................... 19
2.3.2 Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya.................................................... 20
2.3.3 Fungsi
Osiloskop Secara Umum....................................................................... 23
2.3.4 Prinsip Kerja
Osiloskop...................................................................................... 24
2.3.5 Cara Penggunaan Osiloskop............................................................................. 26
2.3.6 Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop.................................................. 27
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 29
3.2 Saran............................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 31 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan
Indonesia memiliki berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang kualitas
pembelajaran siswa contohnya
laboratorium fisika. Pada laboratorium fisika terdapat seperangkat alat
praktikum yang dapat digunakan sebagai media belajar fisika. Beberapa alat yang berada
di laboratorium fisika, yaitu multimeter, galvanometer dan osiloskop.
Alat-alat praktikum seperti
multimeter, galvanometer dan osiloskop tersebut merupakan alat yang digunakan
untuk melakukan pengukuran yang berhubungan dengan materi listrik. Umumnya,
alat-alat tersebut kerap digunakan di tingkat perguruan tinggi, walaupun di
tingkat SMP dan SMA juga digunakan pada percobaan tertentu.
Pengukuran menggunakaan multimeter, galvanometer dan osiloskop
memerlukan tingkat ketelitian yang lebih tinggi dan penuh kehati-hatian agar
hasil pengukuran yang diperoleh tepat. Saat melakukan pengukuran menggunakan
multimeter, galvanometer dan osiloskop hendaknya praktikan memperhatikan
prosedur-prosedur tertentu agar alat yang digunakan tetap terjaga kualitasnya.
Umumnya, praktikan tidak memperhatikan prosedur-prosedur tertentu dalam
menggunakan alat-alat praktikum sehingga terjadi kerusakan pada alat yang
menyebabkan alat tidak tahan lama. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk
memberikan pengetahuan kepada pembaca agar dapat menggunakan peralatan
laboratorium dengan baik.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud
multimeter, galvanometer dan osiloskop?
2.
Bagaimana sejarah
multimeter, galvanometer dan osiloskop?
3.
Apa saja fungsi
multimeter, galvanometer dan osiloskop?
4.
Apa saja bagian-bagian
dan jenis-jenis multimeter, galvanometer dan osiloskop?
5.
Bagaimana cara
penggunaan multimeter, galvanometer dan osiloskop?
1.3 Tujuan
Penulisan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
pengertian multimeter, galvanometer dan osiloskop.
2. Mengetahui sejarah multimeter, galvanometer dan
osiloskop.
3. Mengetahui
fungsi multimeter, galvanometer dan osiloskop.
4. Mengetahui
bagian-bagian dan jenis-jenis multimeter, galvanometer dan osiloskop.
5. Mengetahui
cara penggunaan multimeter, galvanometer dan osiloskop.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Multimeter
2.1.1. Pengertian multimeter
Multimeter atau sering
juga disebut dengan Avometer
berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. Dimana ‘A’ artinya ampere, untuk mengukur arus
listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. ‘O’ artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter
atau satuan dari ukuran.
AVO Meter sering disebut dengan
Multimeter atau Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC)
maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting
fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat membantu
menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO
meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada
dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog (menggunakan jarum putar / moving
coil) dan AVO meter digital (menggunakan display digital). Kedua jenis ini
tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal
operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe
/ kabel penyidik warna merah dan hitam.
2.1.2
Jenis AVO meter / multimeter
1. Multimeter Analog
Multimeter Analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.
Multimeter Analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.
2. Multimeter Digital
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran besaran listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan.
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran besaran listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan.
2.1.3. Bagian Bagian
Multimeter
·
Papan Skala : digunakan untuk
membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala;
tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan
DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
·
Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk
menentukan posisi kerja multimeter , dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai
satuan tahanan (dalam W), saklar ditempatkan pada posisi W, demikian juga jika
digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-mA). Satu hal
yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada
pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan
yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV.
Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
·
Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan
skala).
·
Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek,
kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk
memosisikan jarum pada angka nol.
·
Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk
menghubungkan kabel penyidik dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out
dan (-) atau common. Pada multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe
transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan
jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor
2.1.3
Cara menggunakan AVO meter /
Multimeter Analog
a. Menentukan
Posisi Alat
Ukur
·
Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)
Pada saat mengukur tegangan
baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur mesti di pasang paralel
terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya
berwarna Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) ) harus membentuk
suatu titik percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan
yang benar dapat dilihat pada gambar berikut:
Memasang Multimeter Paralel
·
Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)
Untuk
melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu posisi terminal harus
dalam kondisi berderetan dengan Beban, sehingga untuk melakukan pengukuran arus
maka rangkaian mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian menghubungkan
terminal alat ukur pada titik yang telah terputus tersebut. Pemasangan yang
benar dapat dilihat pada gambar:
Memasang Multimeter SERI
·
Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
Yang
mesti di ketahui saat pengukuran tahanan ialah ‘jangan pernah mengukur
nilai tahanan suatu komponen saat terhubung dengan sumber’. Ini akan
merusak alat ukur. Pengukurannya
sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan
kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di
ukur.
Memasang multimeter untuk mengukur tahanan
2.1.4
Cara Mengoperasikan AVO meter/Multimeter
a.) Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage) Dc
1. Pastikan alat ukur
tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
- Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila
menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan
Pengaturan Sekrup.
- Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2
mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM
pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel
Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada
angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
- Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang
anda ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk
tegangan DC (Searah).
- Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih
dahulu seperti 1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan
maksimal yang mengalir pada rangkaian.
- Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan
di ukur.
- Baca Alat ukur.
Jadi
misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:
Tegangan Terukur = (50
/ 50) x 15
Nilai Tegangan Terukur = 15
A. Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage) Ac
1. Untuk mengukur Nilai
tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar Pemilih berada pada
SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian memperhatikan Baris skala yang
berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
2. Selebihnya sama dengan
melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.
Yang perlu disiapkan dan diperhatikan:
·
Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak pecah).
- Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0)
- Lakukan Kalibrasi alat ukur
- Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
- Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m ,
atau 0.25A.
- Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di
ukur.
- Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan
Tegangan DC diatas)
B. Mengukur Nilai Tahanan / Resistansi Resistor (Ohm)
Yang perlu disiapkan dan
diperhatikan:
·
Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak pecah).
- Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila
menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan
Pengaturan Sekrup.
- Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2
mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM
pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel
Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada
angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
- Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang
diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x
(kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang
terbaca pada alat ukur nantinya akan di KALI kan dengan nilai Skala OHM
yang dipilih oleh saklar Pemilih.
- Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN
PASANG ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
- Baca Alat ukur.
C. Cara Membaca Ohm Meter
·
Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat
ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
- Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh
Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang
di pilih dengan sakelar pemilih.
- Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda
pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan
tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum
= 26
Skala pengali
=
10 k
Maka nilai resitansinya
= 26 x 10 k= 260 k = 260.000 Ohm
2.2 GALVANOMETER
2.2.1. Sejarah galvanometer
Istilah galvanometer
diambil dari seorang yang bernama Luivi Galvani. Penggunaan galvanometer yang
pertama kali dilaporkan oleh Johann Schweigger dari Universitas Halle di
Nurremberg pada 18 september 1820. Andre-Marie Ampere adalah seorang yang
memberi kontribusi dalam mengembangkan galvanometer. Galvanometer pada umumnya
dipakai untuk penunjuk analog arus searah, dimana arus yang diukur merupakan
arus-arus kecil misalnya yang diperoleh pada pengukuran fluks magnet.
2.2.2 Pengertian Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat
arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat
digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif
besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung . Gambar
dibawah ini memperlihatkan bahwa galvanometer hanya dapat mengukur arus maupun
tegangan yang relative rendah.
Tegangan yang diukur
sekitar 1 volt
Galvanometer bisa
digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar,
jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter
disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt).
a.) Galvanometer dengan
Hambatan Shunt
Galvanometer dengan
hambatan shunt adalah ampermeter. Dalam pemasangannya, ampermeter ini harus
dihubungkan paralel dengan sebuah hambatan shunt Rsh. Pemasangan hambatan shunt
ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan batas ukur galvanometer agar dapat
mengukur kuat arus listrik yang lebih besar dari nilai standarnya.
Pemasangan Galvanometer
dengan hambatan shunt
Ketika arus mengalir
melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet akan timbul gaya lorentz
yang menggerakkan jarum penunjuk hingga menyimpang. Apabila arus yang melewati
kumparan agak besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian
sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian
sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke
posisi semula oleh sebuah pegas.
b.) Galvanometer Dengan
Hambatan Depan (Multiplier)
Galvanometer dengan hambatan depan adalah voltmeter. Sebuah galvanometer
dan
sebuah hambatan
eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini tidak
lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.
Pemasangan Galvanometer
dengan hambatan depan (multiplier)
Fungsi multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer
tidak melebihi
kapasitas maksimum, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul pada multiplier.
Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.
2.2.3
Prinsip Dan Cara Kerja Galvanometer
Prinsip Kerja
Galvanometer, Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus tetapi dalam
mengukur kuat arus listrik galvanometer bekerja berdasarkan prinsip bahwa
sebuah kumparan yang dialiri arus listrik dapat berputar ketika diletakkan
dalam satu daerah medan magnetic. Pada dasarnya kumparan terdiri dari banyak
lilitan kawat. Sebuah galvanometer yang digantungkan pada kumparan, kopel
magnetic akan memutar kumparan seperti yang telah kita ketahui kumparan hanya
dapat berputar maksimal seperempat putaran kedudukan kumparan tegak lurus
terhadap medan magnet.
Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya
dimana gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang
mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan
dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I
dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari
telunjuk, menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah arus
listrik (I). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang
untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.
Cara kerjanya
galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka
kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubaha karena
arus listrik yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk
arus searah, tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar.
Cara kerja
galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorents sama
besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling
berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder
membentuk statu kumparan, dan diletakkan diantara diantara kutub-kutub sebuah
magnet hermanen. Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas
spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan. Maka sisi kumparan yang
dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorente yang sama
tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan kumparan berputar. Putaran
kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar
dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk
menunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan
besar arus listrik yang diukur.
2.2.4
Jenis-Jenis Galvanometer
a.)
Galvanometer
Balistik
Untuk mengukur fluksi
maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini bekerja
menggunakan prinsip d’ Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20
– 30 sekon dengan kepekaan tinggi.Pada pengukuran balistik ini, kumparan
menerima suatu impuls arus sesaat, mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi
dan kemudian kembali berhenti dalam gerakan berosilasi.
Jika impuls arus
berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti berbanding lurus
dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai relatif
impuls arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan adalah :
Q = K θ
Dimana:
Q = muatan listrik (
coulomb )
K = kepekaan
galvanometer ( coulomb / radian defleksi )
θ = defleksi sudut
kumparan ( radian )
Harga kepekaan
galvanometer ( K ), dipengaruhi oleh redaman dan besarnya diperoleh secara
eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang nyata.
Untuk mengkalibrasi
galvanometer, digunakan beberapa metoda, yaitu :
1. metoda kapasitor.
2. metoda solenoida.
3. metoda induktansi
bersama.
Pada Metoda induktansi
bersama, sumber arus di rangkaian primer dikopel melalui ke galvanometer,
melalui pengujian induktansi bersama ( M ).
b.)
Galvanometer Supensi
(Suspension Galvanometer)
Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan
galvanometer sistem gantungan, yang merupakan pelopor instrumen kumparan putar,
sebagai dasar pada umumnya instrumen penunjuk arus searah yang dipakai secara
luas saat ini. Dengan beberapa
penyempurnaan, Galvanometer suspensi masih digunakan untuk
pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu, jika
keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas bukan menjadi
prioritas.
Galvanometer
suspensi adalah jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar dari
alat-alat ukur arus searah yang menggunakan kumparan gerak (moving coil) bagi
sebagian besar alat-alat ukur arus searah yang digunakan hingga saat ini.
Konstruksi dan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut sebuah kumparan dari
kawat halus digantungkan di dalam sebuah medan magnet permanen. Bila kumparan
dialiri arus listrik maka kumparan putar akan berputar di dalam medan magnet.
Konstruksi
sebuah galvanometer suspensi, ditunjukkan pada gambar
Gambar
Suspesi Galvanometer
1. Sebuah kumparan kawat halus digantung di dalam
medan maknet yang dihasilkan oleh sebuah maknet permanen, berdasarkan hukum
gaya elektromagnet, jika dialiri arus listrik maka kumparan tersebut akan
berputar ( arus listrik mengalir dari dan ke kumparan melalui sebuah gantungan
yang terbuat dari serabut halus dan keelastisan serabut tersebut menghasilkan
suatu torsi yang akan melawan perputaran kumparan ).
2.
Kumparanakan
terus berdefleksi sampai gaya elektromaknetnya mengim-bangi torsi mekanis lawan
dari gantungan. Dengan demikian defleksi kumparan merupakan ukuran untuk arus
yang dibawa kumparan tersebut.
3. Sebuah cermin
dipasang pada kumparan yang berfungsi
untuk mende-fleksikan seberkas cahaya, sehingga sebuah bintik cahaya
yang sudah diperkuat bergerak diatas skala pada suatu jarak dari instrumen dan
efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang dengan massa nol.
2.3 Defleksi
Dalam Keadaan Mantap (Steady State Deflection)
Prinsip
kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih
baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet moving coil ), dan
konstruksi PMMC dan bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar dibawah ini .
|
|
Prinsip kerja :
Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan
timbul torsi elektromaknetik yang menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi
ini akan diimbangi torsi mekanis dari pegas-pegas pengatur yang diikat pada
kumparan.
Kesetimbangan torsi-torsi dan posisi sudut kumparan putar,
dinyatakan oleh jarum penunjuk terhadap referensi tertentu, yang disebut skala.
Menurut hukum
dasar eletromaknetik , persamaan untuk torsi adalah :
T = B
x A x I x N
dimana : T = torsi
dalam Newton-meter ( N-m )
B = kerapatan
fluksi didalam celah udara ( Wb / m2 )
A = luas
efektif kumparan ( m2 )
I = arus
dalam kumparan putar ( Amper, A )
N = jumlah
lilitan kumparan
Karena kerapatan fluksi dan luas
kumparan merupakan parameter-parameter konstan untuk sebuah instrumen, maka
persamaan ( 3 - 1 ) torsi berbanding lurus dengan arus I( T ~ I ) .Torsi
menyebabkan defleksi jarum ke keadaan mantap, dimana torsi diimbangi oleh torsi
pegas pengontrol.Perencana hanya dapat mengubah nilai torsi pengatur dan jumlah
lilitan kumparan untuk mengukur arus skala penuh.
Umumnya
luas kumparan praktis 0,5 – 2,5 cm2,
kerapatan fluksi untuk instrumen modern
1500 – 5000 gauss ( 0,15 – 0,5 Wb
/ m2 ).
Sebagai
contoh : sebuah instrumen PMMC dengan tromol 3,5 inci, rangkuman 1 mA dan defleksi penuh 100 derejat busur,
memiliki karakteristik berikut :
A = 1,75 cm2
B = 2000 gauss ( 0,2 Wb / m2 )
N = 84
T = 2,92 x 10 – 6 N-m
Tahanan kumparan = 88 Ω
Disipasi
daya =
88 Μw
2.4 SENSITIVITAS
GALVANOMETER
Ada
empat konsep yang dapat digunakan untuk menyatakan sensitivitas galvanometer
(Galvanometer Sensitivity), yaitu :
1. Sensitivitas Arus
Sensitivitas
arus (Current Sensitivity) ialah perbandingan diantara simpangan jarum penunjuk
galvanometer terhadap arus listrik yang menghasilkan simpangan tersebut.
Besarnya arus listrik biasanya dalam orde mikroampere (µA). Sedangkan besarnya
simpangan dalam orde milimeter (mm). Jadi untuk galvanometer yang tidak
memiliki skala yang dikalibrasi dalam orde milimeter, harus dikonfersi dulu ke
dalam skala mili meter. Secara matematis, sensitivitas arus dinyatakan dengan :
S1
=
S1 =
Sensitivitas arus dalam mm/µA
d =
Simpangan Galvanometer dalam mm
I = Arus
pada Galvanometer dalam µA
2. Sensitivitas Tegangan
Sensitivitas
tegangan (Voltage Sensitivity), ialah perbandingan antara simpangan jarum
penunjuk galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkan simpangan tersebut.
Sensitivitas tegangan dinyatakan dengan notasi matematis sebagai berikut :
Sv
=
SV =
Sensitivitas tegangan dalam mm/ mV
d = Simpangan
Galvanometer dalam mm
V = Arus
pada Galvanometer dalam mV
3.
Sensitivitas
Mega ohm
Sensitivitas mega ohm (Megaohm Sensitivity),
ialah besarnya resistansi mega ohm yang terhubung seri dengan galvanometer
(termasuk CDRX – Shunt-nya) untuk menghasilkan simpangan jarum menunjuk
galvanometer sebesar 1 bagian skala jika tegangannya yang disatukan sebesar 1
Volt. Karena besarnya hambatan ekivalen dari galvanome ter yang terhubung
paralel dapat diabaikan bila dibandingkan dengan besarnya tahanan mega ohm yang
terhubung seri dengannya, maka arus yang masuk praktis sama dengan 1/R µA dan
menghasilkan simpangan satu bagian skala. Secara numeric sensitivitas mega ohm
sama dengan sensitivitas arus dan
dinyatakan
sebagai berikut :
SR
= S1
SR =
Sensitivitas mega ohm dalam mm/ µA
D = Simpangan
Galvanometer dalam mm
I = Arus pada Galvanometer
dalam µA
4.
Sensitivitas
Balistik
Konsep lain sebagai tambahan adalah konsep
Sensitivitas Balistik (Ballistic Sensitivity) yang biasa digunakan pada
Galvanometer Balistirk. Sensitivitas Balistik adalah perbandingan antara
simpangan maksimum dari jarum penunjuk Galvanometer terhadap jumlah muatan
listrik Q dari sebuah pulsa tunggal yang menghasilkan simpangan tersebut.
Sensitivitas Balistik dinyatakan dengan formula berikut :
SQ
=
SQ =
Sensitivitas Balistik dalam mm/µC
d = Simpangan
Galvanometer dalam mm
Q = Besarnya
muatan Listrik dalam µC
2.3 OSILOSKOP
2.3.1 Pengertian Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita
“bentuk” dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap
waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan
lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm
grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar
(screen).
Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu
Display dan Panel Control :
·
Display
menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji.
Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan
horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah
horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
·
Panel
Control berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan
tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
1. Focus : Digunakan untuk mengatur fokus
2. Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang
ditampilkan di layar
3. Trace rotation : Mengatur kemiringan garis
sumbu Y=0 di layar
4. Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang
diwakili oleh satu div di layar
5. Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang
diwakili oleh satu div di layar
6. Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X
(ketika sinyal masukannya nol)
AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan
osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi
kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.
Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan
komponen DC-nya dikutsertakan.
Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar
Fungsi
masing-masing bagian yaitu;
No
|
Bagian-Bagian Osiloskop
|
Fungsi
|
1
|
Volt atau div
|
Untuk
mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh
satu div di layar
|
2
|
CH1 (Input X)
|
Untuk
memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan posisi horizontal,
Terminal
masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga digunakan untuk kalibrasi.
Jika
signal yang diukur menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH 1 dan berkas
yang nampak pada layar hanya ada satu.
|
3
|
AC-DC
|
Untuk
memilih besaran yang diukur,
Mengatur
fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada
posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya
melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada
posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
Posisi
AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa diukur melalui posisi ini,
karena signal DC akan terblokir oleh kapasitor.
Posisi
DC = Untuk mengukur tegangan DC dan masukan-masukan yang lain.
|
4
|
Ground
|
Untuk
memilih besaran yang diukur.
Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
|
5
|
Posisi Y
|
Untuk
mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
Untuk
menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel 1 atau (Y).
Penyetelan
dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variabel diputar.
|
6
|
Variabel
|
Untuk
kalibrasi osiloskop.
|
7
|
Selektor pilih
|
Untuk
memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
|
8
|
Layar
|
Menampilkan
bentuk gelombang
|
9
|
Inten
|
Mengatur
cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop. Diputar ke kiri untuk
memperlemah sinar dan diputar ke kanan untuk memperterang.
|
10
|
Rotatin
|
Mengatur
posisi garis pada layar,
Mengatur
kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
|
11
|
Fokus
|
Menajamkan
garis pada layer untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas, digunakan untuk
mengatur fokus
|
12
|
Position X
|
Mengatur
posisi garis atau tampilan kiri dan kanan. untuk mengatur posisi normal sumbu
X (ketika sinyal masukannya nol)
Untuk
menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar (posisi arah horizontal) Switch
pelipat sweep dengan menarik knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali lipat
kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing mungkin.
|
13
|
Sweep time/div
|
Digunakan
untuk mengatur waktu periode (T) dan Frekwensi (f), mengatur berapa nilai
waktu yang diwakili oleh satu div di layar
Sakelar
putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT, ada
II tingkat besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div
Yaitu
untuk memilih skala besaran waktu dari suatu priode atau pun square trap Cm
(div) sekitar 19 tingkat besaran yang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5
second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah jarum jam.
Perpindahan Chop-ALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan kalibrasi
sweep time/div juga dari sini dengan cara variabel diputar penuh se arah
jarum jam.
|
14
|
Mode
|
Untuk
memilih mode yang ada
|
15
|
Variabel
|
Untuk
kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
Untuk
mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1 (Y) pada putaran maksimal ke
arah jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah Tegangan 1
volt tepat 1 cm pada skala layar CRT.
Digunakan
untuk menyetel sweeptime pada posisi putaran maksimum arah jarum jam. (CAL)
tiap tingkat dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .
|
16
|
Level
|
Menghentikan
gerak tampilan layar.
|
17
|
Exi Trigger
|
Untuk
trigger dari luar.
|
18
|
Power
|
Untuk
menghidupkan Osiloskop.
|
19
|
Cal 0,5 Vp-p
|
Kalibrasi
awal sebelum Osiloskop digunakan.
|
20
|
Ground
|
Digunakan
untuk melihat letak posisi ground di layer, ground Osiloskop yang dihubungkan
dengan ground yang diukur.
|
21
|
CH2 ( input Y )
|
Untuk
memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan Vertikal.
Jika
signal yang diukur menggunakan CH 2, maka posisi switch pada CH 2 dan berkas
yang nampak pada layar hanya satu.
|
2.3.3 Fungsi Osiloskop Secara Umum
Secara umum
osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk
sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa
frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita
juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:
1.
Mengukur
besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
2.
Mengukur
frekuensi sinyal yang berosilasi.
3.
Mengecek
jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
4.
Membedakan
arus AC dengan arus DC.
5.
Mengecek
noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel
kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna
warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini
terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk
kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis
vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang
bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan
untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk
melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis
tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop, yaitu:
1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga.
Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahami
tombol-tombol yang ada pada pesawat perangkat ini, seperti telah diutarakan
diatas.
Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua
perangkat yg menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal
menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg
mengeluarkan alat itu. Cara menghitung frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ;
F = 1/T, dimana F = freq dan T = waktu. Untuk menggunakan osiloskop haruslah
berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya.
2.3.4 Prinsip Kerja Osiloskop
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam
osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode
atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe
osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe
digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan
keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di
laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan
tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang
berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji
kinerjanya.
1. Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk
menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur.
Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut.
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentuk-bentuk
gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron beam)
dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti;
harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime
dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara
gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan
bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat
gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF
yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian
gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada
layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan
osiloskop analog tersebut dapat diatasi oleh osiloskop digital. Sebagai contoh
keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup semua menjadi daerah yang
dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard HP
54600. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop
analog.
2. Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan
menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan
yang dicuplik menjadi besaran digital.
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu
disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan
nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di
memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan
demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan
lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan
yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan
diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan
tugas-tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang
membantu para insinyur dan teknisi
dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting.
Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya
keanehan atau kondisi-kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur.
2.3.5 Cara Penggunaan
Osiloskop
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka
osiloskop perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam
pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali
harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal
masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position,
dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di
osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan
referensi yang bisa dijadikan acuanyaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp
dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe
pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada
layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1
volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai
tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div
(satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk
satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu
disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div
dan time/div. Atau kalau
pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
Pada saat
menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memastikan alat
yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk kemanan,
hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam
keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan
bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan
skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi
tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala
Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan,
gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div
dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan skala
Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol
Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol
pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol
pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
2.3.6.
Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat
memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan
memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda
lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y)
merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran
waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam
arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang
lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai
skala-skala tersebut.
Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah
sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal
pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3
dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X)
menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas
tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak
dibutuhkan dalam pengukuran.
Wujud/bangun
dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol
pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut
sebagai VOM (Volt-Ohm Meter).Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat
digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun
arus (Ampere meter). Multitester meiliki 2 jenis yaitu multitester analog dan
digital. multitester digital dalam hasil pengukuranya lebih baik dari
multitester analog, karena hasil pengukuran dari multitester digital lebih
akurat dari pada multitester analog.
Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran
laboratorium sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan
merupakan masalah dan portabilitas bukan menjadi prioritas.
Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis
instrumen yang lebih baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen (
PMMC : permanent magnet moving coil ), Prinsip kerjanya yakni Jika arus
mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik yang menyebabkan
berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi mekanis dari
pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan.
Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya
digunakan tiga buah defenisi, yaitu :
1. Sensitivitas arus ( current sensitivity )
2. Sensitivitas tegangan ( voltage sensitivity )
3. Sensitivitas mega-ohm ( megohm sensitivity )
4. Sensitivitas balistik
Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkaah
laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk
melihat bentuk sinyal listrik yang sedang kita amati. Terdapat beberapa jenis
tegangan gelombang yang terdapat padaa osiloskop yaitu gelombang sinusoida,
gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang segitiga.
Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian
menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah
probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka
akan muncul tegangan persegi pada layar. Layar osiloskop terbagi atas 8 skala
besar arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.
3.2 Saran
Dalam sebuah penulisan, tentu diperlukan dilakukannya penulisan
lanjutan guna meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam membuat makalah, disarankan
mencari referensi yang lebih luas lagi, sehingga pembahasan akan semakin
mendalam dan lebih efektif. Sehingga akan benar-benar memberikan manfaat dimana
akan didapat sebuah pengetahuan yang dapat diterapkan di dalam masyarakat
hendaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Hendro. (2012). Alat-alat
ukur listrik. Retrieved from http://analisbantul.blogspot.co.id/2012/09/alat-alat-ukur-listrik-lengkap
m.html
Mustafa. (2011, Juni 12). Pengertian
,fungsi dan kegunaan dari alat-alat ukur.
http://wanmustafa.wordpress.com/2016.06.12/ Pengertian
–fungsi-dan-kegunaan-dari-alat-alat ukur.
Priyandi,rian. (2013, Desember 07)
. Galvanometer. file:///G:/laporan
aau/Galvanometer_RIAN_PRIYADI.html
Rahmadi. (2012). Pengertian
,prinsip kerja, bagian serta jenis-jenis AVOmeter. File:///G:/Laporan-20aau/Pengertian,Prinsip,Kerja,Dan-Bagian-Bagian-MULTIMETER_AVO_METER_Nandarious.Html
Komentar
Posting Komentar